• Loadingselalu.id
  • Loading

Jumat, 17 Mei 2024 16:03 WIB

Mahasiswa ITS Suarakan Isu Solidaritas Rempang di Wisuda ke-128

'Solidarity for Rempang' digaungkan di depan para civitas akademika ITS dan ribuan wisudawan ITS.

'Solidarity for Rempang' digaungkan di depan para civitas akademika ITS dan ribuan wisudawan ITS.

selalu.id - Seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Yaqzhan Elkiya Muhammad Shah memeriahkan wisuda ITS ke 128 dengan menyuarakan isu Solidaritas Rempang, Kepulauan Riau, pada Minggu (24/9/202) lalu.

Diketahui isu tersebut ramai dibincangkan terkait persoalan Pulau Rempang yang masyarakatnya hendak digusur karena adanya rencana proyek pembangunan Rempang Eco City.

Hal itu membuat masyarakat tak terima dan ricuh. Bahkan mengakibatkan adanya aksi demo pada tanggal 8 September 2023 lalu yang berujung bentrokan dengan penggunaan gas air mata saat pemasangan patok proyek tersebut

Untuk menyuarakan isu itu, pada momen
perayaan Wisuda ITS ke-128 hari saat pemanggilan Aktivis mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro maju ke panggung. Saat bersalaman dengan Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari tidak terduga dia mengeluarkan banner dengan pajang satu meter dari balik toganya.

Banner bertuliskan, 'Solidarity for Rempang' digaungkan di depan para civitas akademika ITS dan ribuan wisudawan ITS. Aksi tersebut sontak diikuti dengan gemuruh tepuk tangan dari para hadirin.

Elkiya mengatakan aksinya itu untuk solidaritas terhadap Rempang yang merupakan gerakan sosial. Bertujuan untuk mendukung hak-hak masyarakat pulau Rempang, Kepulauan Riau.

"Ini untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam dari dampak negatif industrialisasi," kata Elkiya, kepada selalu.id, Selasa (24/9/2023).

Elkiya mengungkapkan bahwa betapa pentingnya mendukung solidaritas ini, mengingat dampak yang telah terjadi pada masyarakat Rempang akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.

"Pentingnya peran mahasiswa dalam memperjuangkan isu-isu sosial seperti Solidaritas untuk Rempang, serta mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, dalam mencari solusi yang adil," ujar Ketua Bidang II Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sepuluh Nopember.

Dia menyadari bahwa kepedulian terhadap isu sosial dinilai sangat rendah bagi mahasiswa teknik. Terlebih, bagi para wisudawan yang mulai fokus untuk menempuh jenjang selanjutnya.

Pemimpin mahasiswa yang progresif di ITS itu juga  telah mendedikasikan dirinya untuk berbagai kegiatan sosial dan advokasi selama berkuliah. Selama memimpin ia juga inisiatif untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang isu-isu sosial dan hak asasi manusia.

Perayaan Wisuda ITS ke-128 tahun ini, menurutnya, tidak hanya menjadi momen berbahagia bagi wisudawan. Tetapi juga menjadi panggung yang penting untuk menyuarakan isu-isu yang lebih besar.

"Aksi sosial yang biasanya dilaksanakan dengan ricuh, aksi kali ini diselesaikan dengan simpel dan menarik," ungkapnya.

Lebih lanjut Elkiya menambahkan bahwa mahasiswa ITS tidak hanya hanya berprestasi akademik saja. Namun juga aktif dalam memperjuangkan isu-isu sosial yang memiliki dampak nyata pada masyarakat.

"Dengan semangat seperti ini, masa depan Indonesia nampaknya akan lebih cerah," pungkasnya.

Baca Juga: SIER Dukung Riset Mobil Hemat Energi Nogogeni Karya Mahasiswa ITS

Editor : Ading