selalu.id - Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Pemkot Surabaya mengajak 38 Komunitas Perguruan bela diri untuk berdeklarasi damai.
Hal itu untuk menciptakan Kota Surabaya yang aman dan kondusif. Komunitas itu membacakan Deklarasi Surabaya Damai saat upacara Hari Sumpah Pemuda, di Halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022).
Baca Juga: Cerita Siswa Bibit Unggul Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Deklarasi Surabaya Damai dilakukan untuk upaya keterlibatan dan peran para pemuda dalam menjaga keamanan dan ketentraman di Kota Pahlawan.
"Ada deklarasi dari seluruh perguruan bela diri di Kota Surabaya yang akan menjaga kota ini bersama. Karena kekuatan kita adalah semua elemen yang ada di Kota Surabaya. Saatnya para pemuda ikut menjadi bagian, bukan hanya menjadi penonton tetapi juga menjadi bagian untuk Surabaya," kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Sementara itu, Ketua Harian IPSI Kota Surabaya, Boyke Santoso mengatakan, melalui Deklarasi Surabaya Damai, pihaknya ingin memiliki wadah untuk mempersatukan seluruh perguruan bela diri maupun pencak silat di Kota Surabaya.
Baca Juga: Surabaya Terbitkan SE Soal Popok dan Pembalut Ramah Lingkungan
Apalagi, saat ini pihaknya sangat prihatin dengan banyaknya kericuhan dan pertarungan yang kerap terjadi di jalanan akhir - akhir ini.
"Kami mohon perlindungan dan kerjasama dari Pemkot dan Forkopimda Kota Surabaya, karena kami butuh wadah untuk mempersatukan seluruh perguruan silat dan sinergi inilah yang kami mulai tepat saat Peringatan Hari Sumpah Pemuda," ujar Boyke.
Dengan begitu, dalam Deklarasi Surabaya Damai, seluruh perguruan bela diri bersama dengan Pemkot Surabaya dan Forkopimda Kota Surabaya akan melakukan giat atau patroli secara rutin.
Baca Juga: Eri Cahyadi: Sampah Popok di Sungai Bukan dari Warga Surabaya
Hal itu guna untuk mencegah perseteruan antar kelompok bela diri dan pencak silat, serta menangkal peredaran narkoba, hingga tawuran yang kerap menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
“Kita akan kirab (patroli) sekaligus mengunjungi perguruan silat, bukan hanya menangkal kericuhan saja, tapi narkoba dan tawuran juga. Kami bekerjasama dengan Polrestabes Surabaya dan mensinyalir banyak kejadian (kericuhan) karena ejek-ejekan, saling unjuk diri bahwa dirinya paling hebat, atau bahkan anggota pencak silat yang sudah non aktif tapi masih merasa hebat, padahal dia sudah di luar pembinaan. Ini yang akan kami sasar,” pungkasnya. (Ade/SL1)
Editor : Redaksi