selalu.id - Pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-59 di kota Batu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menekankan pentingnya Enam Pilar Transformasi Kesehatan untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkualitas.
Enam Pilar Transformasi Kesehatan tersebut diantaranya yakni, Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, serta Teknologi Kesehatan.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, ke enam pilar transformasi kesehatan tersebut, telah menjadi bagian programatik yang ada di setiap institusi pemerintah daerah dan institusi pelayanan kesehatan. Sebagai penopang sistem kesehatan ini harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus.
"Enam Pilar ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan dengan lebih cepat. Yang mana, ini juga selaras dengan tema HKN ke-59 yakni 'Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju'," terangnya kepada selalu.id, Jumat (17/11/2023).
Secara khusus, Khofifah mengatakan, pilar ketiga transformasi kesehatan yakni transformasi sistem ketahanan kesehatan. Pilar ini memegang peran untuk mempertahankan sistem kesehatan yang baik di tengah ancaman kesehatan global.
Implementasi dari transformasi sistem ketahanan kesehatan ini antara lain mencakup produksi hingga distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan (alkes). Sehingga dapat diproduksi di dalam negeri atau memiliki prosentasenya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang memenuhi syarat.
"Bagaimana kita menyiapkan Alkes dengan TKDN yang lebih besar persentasenya. Namun yang tidak kalah penting ketika misalnya ada alkes yang sudah mencapai 40% TKDN-nya, yang menggunakan alkes harus cukup percaya diri menggunakan alkes itu. Begitu pula untuk industri farmasi," katanya.
Hal ini, lanjut terang Khofifah, juga menjadi penguat untuk pilar kelima transformasi di bidang kesehatan yaitu SDM kesehatan. Dimana, SDM kesehatan ini tidak hanya nakes tapi juga para ahli yang expert dalam memproduksi alkes maupun sediaan farmasinya. Termasuk kolaborasi dengan perguruan tinggi yang punya basic teknologi dan jaringan cukup kuat dalam dan luar negeri.
"Dibutuhkan komitmen kuat tidak hanya dari pemerintah, namun juga dari pelaku pelaku industri. Harapannya semua pihak dapat membantu mewujudkan transformasi kesehatan untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia," terangnya.
Pada kesempatan ini, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri dan dari lingkungan terkecil. Baik lewat gaya hidup (lifestyle), Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
"Jadi langkah promotif dan preventif harus dikuatkan. Kalau tahun 90-an lebih banyak kuratif dan rehabilitatif, tapi mulai tahun 2000 an preventif dan promotif digencarkan dinseluruh dunia. Jadi kelompok yang malas gerak (mager) harus berubah jadi senang gerak (seger)," katanya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga menghadiahi berbagai penghargaan di bidang kesehatan. Penghargaan tersebut diberikan kepada para insan kesehatan berprestasi dan stakeholder yang berperan serta dalam mendukung pembangunan kesehatan di Jawa Timur.
Antara lain pembina industri rumah tangga pangan terbaik Tahun 2023 diraih Kota Batu dan Kab. Madiun. Kab/Kota ODF diraih Kab. Malang, Kab/Kota atas komitmen pengembangan pelayanan kesehatan remaja yang diraih Kota Batu.
Kemudian penghargaan bagi penggerak aktif implementasi Germas Tempat Wisata Tahun 2023 yang diraih Kota Batu, penghargaan bagi posyandu berprestasi tingkat Provinsi Jatim yang diraih Posyandu Adenium (Ds.Balongmojo, Kab. Mojokerto). Serta penghargaan bagi para tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi Jatim Tahun 2023.
Baca Juga: Kemenkumham Jatim dan Pemprov Jatim Jalin Sinergi Hadapi Tantangan Hukum
Editor : Ading