selalu.id - Wilayah Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya mengalami fenomena kulminasi Hari Tanpa Bayangan, Kamis (12/10/2023) tepat pukul 11.15 sesuai yang dijadwalkan oleh BMKG. Beberapa warga pun mencoba melakukan uji coba atas fenomena Hari Tanpa Bayangan tersebut.
Salah satu warga Tambaksari, Pita Sari (28) mengaku ingin mencoba fenomena tersebut. Ia penasaran dan ingin membuktikan fenomena terjadinya hari tanpa bayangan itu.
"Informasi BMKG bilang kalau Jawa Timur terjadi Hari Tanpa Bayangan. Nah, jadwal Surabaya kan hari ini, ini aku coba. Ternyata benar bayangannya tepat satu garis tegak lurus," kata Pita, kepada selalu.id.
Hal yang sama juga dicobain salah satu warga Gubeng, Esti Widiyana (26) juga ikut merasakan fenomena tersebut. Ia menyebut bahwa tanpa bayangan itu ternyata benar adanya.
"Biasanya kan bayangan kelihatan kalau berdiri tegak. Tapi ini bayangannya tegak lurus. Tadi Kalau pas nunduk bayangannya tidak miring seperti biasanya," ujarnya.
Sementara itu Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan bahwa fenomena ini ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.
"Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit. Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," jelas Teguh.
Teguh menjelaskan terjadinya fenomena Hari Tanpa Bayangan di wilayah di Indonesia karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.
"Sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari," pungkasnya.
Baca Juga: Begini Upaya Pemkot Surabaya Hambat Laju Inflasi di Penghujung Tahun 2023
Editor : Ading