• Loadingselalu.id
  • Loading

Rabu, 04 Okt 2023 13:26 WIB

Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Sensor Deteksi Polusi Udara

Inovasi pendeteksi kualitas udara

Inovasi pendeteksi kualitas udara

selalu.id - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, membuat alat pendeteksi kualitas udara untuk memerangi polusi udara.

Mahasiswa asal Gresik itu bernama Muhammad Zanuar. Ia menjelaskan bahwa alat yang dibuatnya itu mampu memonitor dan memfilter udara dengan sensor canggih.

Awalnya, Zanaur menggagas alat pendeteksi udara tersebut sebagai bentuk pengabdian ke desa kelahirannya yang dikenal sebagai kawasan industri, Kecamatan Manyar di Kabupaten Gresik memiliki tingkat polusi yang cukup tinggi.

Sebab itu, Zanuar pun mengajak sembilan temannya untuk membuat alat yang bisa memonitor dan memfilter udara.

Ia menjelaskan cara kerja alat tersebut dengan menggunakan sensor yang jika menyala berarti mendeteksi konsentrasi partikel dan kandungan gas di udara. Selanjutnya diproses oleh alat kontrol dan ditampilkan melalui display serta diunggah ke cloud situs web.

"Ketika pembacaan konsentrasi partikel udara dalam ruangan tinggi, maka filtrasi udara akan aktif,” kata Zanuar, melalui rilisnya, Kamis (14/9/2023).

Aktivitas industri yang membuang emisi gas melalui cerobong ke udara dibiarkan, ia menyebut dapat menyebabkan tingkat penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Seharusnya, mempunya alat ukur mendeteksi polusi udara.

“Sangat disayangkan jika tidak adanya instrumen alat ukur dan ketegasan kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi isu lingkungan dan kesehatan,” ujar Mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi (ITS) itu.

Diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dibagi menjadi lima kategori. Yakni, kategori rendah dengan rentang nilai 1-50, sedang nilai 51-100, tidak sehat bernilai 101-200, sangat tidak sehat bernilai 201-300, dan berbahaya bernilai 300 ke atas.

"Sedangkan pembacaan udara di Kecamatan Manyar pada tabel ISPU bernilai 144 dan tergolong dalam kategori tidak sehat," ucapnya

Menurutnya, kondisi udara dapat berubah-ubah setiap waktu sehingga saat di aplikasi nantinya akan ada tindakan preventif yang disarankan.

"Menyesuaikan nilai konsentrasi udaranya, nanti disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan hingga memakai masker saat ke luar rumah," ungkapnya.

Diketahui alat yang dibuat Mahasiswa tersebut beberapa kali dilombakan dan meraih juara. Ajang yang diikuti antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Gresik Inovasi dan Workshop Festival (Ginofest), serta Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik.

Bahkan, Zanuar dan timnya berkolaborasi dengan karang taruna dan warga sekitar untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan.

"Lewat beberapa kegiatan lingkungan yang dapat dilakukan dalam penanganan polusi udara, antara lain regulasi kebijakan, inovasi instrumentasi, edukasi, dan sosialisasi lingkungan serta penanaman pohon," pungkasnya.

Baca Juga: Mahasiswa ITS Suarakan Isu Solidaritas Rempang di Wisuda ke-128

Editor : Ading