Senin, 19 Mei 2025 08:55 WIB

DPC PDIP Surabaya Dievaluasi, Siapa Kandidat Kuat Pengganti Ketua?

  • Reporter : Ade Resty
  • | Jumat, 02 Mei 2025 14:55 WIB
Fuad Benardi, Eri Cahyadi, Armuji dan Baktiono

Fuad Benardi, Eri Cahyadi, Armuji dan Baktiono

selalu.id – Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwijono (Awi), resmi dicopot dari jabatannya oleh DPD PDI-P Jawa Timur. Pencopotan ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi kinerja partai, merujuk surat dari DPP PDI-P tertanggal 30 April 2025.

 

Baca Juga: Perkuat Barisan, Fraksi PDIP DPRD Surabaya Konsolidasi Bersama DPC

Sebagai gantinya, DPD PDI-P Jatim menunjuk Yordan M Batara-Goa sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC selama tiga bulan ke depan. Namun, posisi ketua definitif masih dalam tahap perebutan sejumlah nama yang mewakili faksi-faksi kuat di internal partai.

 

Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam, menyebut jabatan Ketua DPC Surabaya sangat strategis, mengingat kota ini merupakan basis utama kekuatan PDI-P di Jawa Timur dan nasional.

 

“Stok kader PDI-P di Surabaya melimpah. Mulai dari kader senior seperti Baktiono, tokoh birokrat seperti Fuad, hingga tokoh muda seperti Yordan,” ujar Surokim saat dihubungi selalu.id, Jumat (2/5/2025).

 

Ia menyebut sejumlah nama yang santer disebut dalam bursa ketua definitif, antara lain Fuad Benardi, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Armuji, serta Sekretaris DPC PDI-P Surabaya, Baktiono.

 

“Kalau bicara siapa yang kuat, tentu tergantung kebutuhan partai. Tapi juga sangat ditentukan oleh siapa yang punya akses ke DPP,” tambahnya.

 

Surokim menyoroti peran strategis Tri Rismaharini dalam dinamika partai saat ini. Sebagai Ketua DPP PDI-P dan sosok yang dekat dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, restu Risma disebut masih sangat berpengaruh di tubuh partai.

Baca Juga: Armuji Nyatakan Siap Ditugasi Jadi Ketua PDIP Surabaya

 

Kedekatan Risma dengan Fuad Benardi serta Wali Kota Eri Cahyadi disebut membuka peluang besar bagi Fuad untuk mendapat dukungan DPP. “Mas Eri sepertinya tidak akan berseberangan dengan Fuad. Dan jika melihat hubungan keduanya dengan Bu Risma, peluang Fuad sangat terbuka,” katanya.

 

Di luar nama-nama itu, Baktiono dan Armuji juga disebut-sebut sebagai kandidat potensial. Namun, keputusan akhir soal ketua definitif tetap harus melalui konsultasi DPP PDI-P.

 

Pencopotan Awi bukan hanya akibat turunnya perolehan kursi PDI-P di DPRD Surabaya dari 15 menjadi 11, tetapi juga dipicu oleh friksi internal dan lemahnya komunikasi organisasi. Faktor-faktor ini memperumit proses suksesi kepemimpinan.

Baca Juga: Eri Cahyadi Enggan jadi Ketua DPC PDIP Surabaya, Plt Yordan Ingatkan Konsekuensinya

 

“Ketua baru harus mampu merekatkan kembali faksi-faksi yang sempat retak. Ini bukan sekadar soal elektoral, tapi soal menjaga kohesi internal,” tegas Surokim.

 

Ia menambahkan, pergantian ini menunjukkan adanya persoalan serius di tubuh DPC. Jika friksi tidak dikelola dengan baik, potensi konflik bisa terus membesar.

 

“Pemulihan soliditas PDI-P Surabaya bukan tugas ringan. Plt Ketua hanya punya waktu tiga bulan untuk merapikan struktur dan stabilitas menjelang keputusan ketua definitif,” pungkasnya.

Editor : Ading