selalu.id - Eri Cahyadi mengirim karangan bunga spesial untuk Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-64, Senin (11/11/2024).
Karangan bunga berupa bibit tanaman yang diletakkan di sisi kanan sebelum pintu masuk utama Graha ITS menyampaikan pesan mendalam terkait kepedulian lingkungan serta rencananya untuk menciptakan ruang hijau baru di tengah kota.
"Bibit tanaman ini adalah untuk menciptakan penghijauan di Kota Surabaya. Karena saya lagi mencari, ada tidak tanahnya Pemkot Surabaya di tengah kota, yang ditempatnya macet, itu saya ingin buat hutan kota," kata Eri.
Calon tunggal Wali Kota Surabaya nomor urut satu menekankan bahwa hutan kota yang ingin ia bangun bukanlah sekadar taman. Tetapi benar-benar ruang hijau yang mampu menyerap karbondioksida dan menurunkan emisi di area perkotaan yang padat.
"Karena hutan kota itu bisa menurunkan emisi, menyerap karbondioksida. Nah, ini yang kita butuhkan hari ini," tutur dia.
Wali Kota Surabaya yang juga tengah cuti tersebut menjelaskan, ide hutan kota ini muncul dari kebutuhan Kota Pahlawan akan ruang hijau yang luas di tengah kota. Terutama di wilayah-wilayah yang padat dan rawan kemacetan.
“Hutan kota itu harus minimal 10 hektar, dan harus berada di tengah kota. Karena kalau di daerah pinggiran atau di kawasan mangrove itu sudah biasa,” imbuhnya.
Eri menyoroti pentingnya keberadaan hutan kota untuk menghadapi tantangan emisi dan polusi udara yang semakin tinggi seiring perkembangan kota besar seperti Surabaya.
"Karena kota besar seperti Surabaya, mau tidak mau banyak yang datang ke Kota Surabaya. Apakah dari kota-kota penunjang seperti Gresik, Sidoarjo, Lamongan, Mojokerto, akan semakin banyak masuk ke Kota Surabaya," sebutnya.
Maka dari itu, Eri menyebut, dengan jumlah penduduk dan mobilitas warga dari daerah penyangga yang terus meningkat, Surabaya harus siap menjadi kota yang ramah lingkungan dengan sistem penyerapan emisi yang memadai.
"Maka dengan bibit-bibit inilah yang menjadi dasar ayo kita menanam pohon untuk Kota Surabaya, kita cintai lingkungan kita. Karena tadi seperti yang disampaikan, pengaruh iklim itu sangat berbahaya untuk Kota Surabaya," tutup Eri.
Baca Juga: Guru Besar ITS: Sedimentasi Berguna Bagi Nelayan, Reklamasi Bertolak Belakang
Editor : Ading