Surabaya (selalu.id) - Proses pendaftaran pasangan Calon Wali Kita dan Wakil Wali Kota Machfud Arifin-Mujiaman berdesakan dan abai terhadap protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Mereka mengabaikan imbauan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, agar tidak melibatkan massa banyak saat mendaftar ke KPU.
Baca Juga: Kaca RS Mitra Keluarga Surabaya Hancur Diterjang Hujan Disertai Angin Kencang
Ribuan massa duet Machfud-Mujiaman tiba di kantor KPU Kota Surabaya, Jalan Adityawarman, pukul 16.30 WIB. Mereka merupakan massa dari delapan partai politik (parpol) pengusung Machfud-Mujiaman, yakni PKB, Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, dan PPP.
Selain berkerumun tanpa menjaga jarak atau physical distancing, sebagian mereka tak memakai masker. Padahal, petugas keamanan terus mengingatkan kepada massa agar tetap menjaga jarak dan menggunakan masker dengan baik.
"Massa pendukung tolong jaga jarak, jangan berkerumun. Kami minta tolong pakai masker yang baik, pakai masker di atas hidung," teriak salah satu petugas penjaga keamanan dari kepolisian.
Namun sayang, mereka tak peduli imbauan tersebut. Bahkan, rombongan dibelakang paslon sempat memaksa masuk dan menerobos petugas penjaga. Tak ayal, Satgas internal tim Paslon pun kewalahan saat mencoba berusaha menghadang.
"Massa pendukung yang sabar, jangan ikut masuk ke kantor KPU Surabaya," teriak petugas penjaga itu.
Dikonfirmasi perihal tersebut, pengurus DPD II Partai Golkar salah satu partai pengusung Machfu-Mujiaman, Arif Fathoni, mengaku telah meminta massa pendukung tidak ikut mengantarkan Machfud-Mujiaman mendaftar ke KPU. Tujuannya agar tidak terjadi kerumunan massa, guna mencegah penularan covid-19.
"Rapat terakhir memang karena ini masa pandemi, kita ingatkan pendukung agar tidak mengantarkan menggerakan kader dalam jumlah banyak," kata Toni.
Toni enggan duet Machfud-Mujiaman dituding abaikan protokol kesehatan. Sebab, kata dia, pihaknya telah mewanti-wanti dan mengingatkan relawan dan simpatisan, untuk tidak ikut datang ke KPU.
"Kita dari awal sudah mewanti-wanti untuk tidak ada arak-arakan, kalaupun ada yang mengantar hanya 50 orang dengan tetap menjaga protokol kesehatan ketat," kata Toni.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengimbau kepada seluruh bakal calon kepala daerah, agar tidak membawa massa besar saat mendaftar ke KPU. Tujuannya agar tidak terjadi penularan covid-19, sehingga muncul klaster baru.
"Risiko penularan menjadi sangat besar, jika massa tumpah ruah saat pendaftaran, karena dorongan semangat untuk menyukseskan. Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, kami imbau tak melibatkan massa besar," kata Khofifah.
Editor : Redaksi