selalu.id - Banjir rob dikawasan pesisir masih menjadi pekerjaan rumah di Surabaya sebagai kota yang tinggi permukaan daratannya tidak jauh berbeda dengan permukaan laut.
Untuk itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Aning Rahmawati menyebut salah satu solusinya adalah pembangunan tanggul laut. Namun seperti yang diketahui pembangunan tanggul laut terbilang mahal.
Aning meminta kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Pertanahan (DPRKPP) dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) sebagai leading sektor untuk mengundang Jasa Tirta, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, dan pakar untuk mengkaji rencana tersebut.
"Pembangunan tanggul ini kan mahal biayanya. Tanggul sebagai fungsi jalan sehingga lebih namanya estetik begitu ya atau dengan menggunakan mangrove, yang jelas masih harus diperdalam. Apakah semuanya pakai tanggul ataukah menggunakan mangrove," katanya.
"Karena itu tadi anggarannya tanggul itu juga bisa jadi kewenangan kota, provinsi atau pusat karena sekarang, kalau dulu 12 mil itu masih kewenangan provinsi dan kota. Sekarang semuanya sudah kewenangan provinsi dan pusat. Kota hanya wilayah daratan saja. Kalau nanggul kan otomatis di laut," ia melanjutkan.
Ia ini menjelaskan ada dua opsi pembangunan tanggul laut tersebut. Yakni, pembangunan tanggul secara konvensional atau menggunakan tanaman mangrove sebagai tanggul laut secara alami untuk mencegah air laut masuk ke daratan.
"Secara teori itu akan menyelesaikan juga untuk banjir rob di kawasan pesisir. Namun, ada sudut pandang yang lain dari pakar, bisa jadi menggunakan tanggul bisa jadi menggunakan mangrove di laut. Mangrove ini bisa menjadi menjadi tanggul secara alami," ucapnya, Senin 25 November 2024.
Tanggul laut bisa direncanakan membentang dari Romokalisari hingga Gunung Anyar yang terletak di pesisir timur Surabaya. (ADV)
Baca Juga: 50 Orang Mundur di Lelang Jabatan, DPRD Surabaya Soroti Kepercayaan Diri ASN
Editor : Ading