Selasa, 22 Apr 2025 07:59 WIB

Antisipasi Bau Sampah di PLTSa Benowo Jelang Perhelatan Piala Dunia U-20 di GBT

  • Reporter : Ade Resty
  • | Selasa, 09 Agu 2022 10:56 WIB
Pemasangan Geomembran di TPA Benowo

Pemasangan Geomembran di TPA Benowo

selalu.id - Untuk mencegah dan meredam bau dari tumpukan sampah di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo, Pemkot Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memasang Geomembran. Selain membran Pemkot juga gencar melakukan penanaman pohon.

Langkah ini sekaligus sebagai upaya persiapan pagelaran Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 mendatang.

Baca Juga: Kurangi Beban TPA Benowo, DLH Surabaya Tambah Empat TPS 3R Tahun Ini

Kepala DLH Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro memastikan, pihaknya berupaya untuk mencegah bau yang ditimbulkan oleh sampah yang ada di TPA Benowo.

Menurutnya, bau itu berasal dari fermentasi sampah yang ada di tempat tersebut. Fermentasi itu menimbulkan gas metan dan sulfur, sehingga menyebabkan bau kurang sedap.

"Nah, supaya tidak bau, maka kami melakukan berbagai hal supaya nanti di Piala Dunia U-20 tidak bau," kata Hebi, Selasa (9/8/2022).

Hebi menyampaikan, pertama pemkot meminta pengelola PLTSa Benowo untuk menutup tumpukan sampah itu dengan geomembran, supaya gas yang ditimbulkan oleh sampah itu tidak keluar.

Selama ini tumpukan sampah itu memang sudah ditutup geomembran, namun sudah ada yang sobek, makanya saat ini dipasangi lagi dan ditutup semuanya.

"Sampai sekarang pengerjaan pemasangan geomembran itu sudah lebih dari 50 persen. Kita terus kebut dan kita targetkan awal September sudah harus selesai tertutup semuanya,"ujarnya.

Sebab, nantinya ada akan ada inspeksi dari FIFA untuk mengecek hasil pengerjaan ini. Apalagi, kalau ditutup semuanya akan lebih indah secara estetikanya.

Baca Juga: TPA Benowo Jadi Percontohan Nasional Atasi Masalah Sampah

Kedua, pemkot juga meminta penambahan methane capture. Jadi, di TPA itu ada pipa-pipa atau blower yang dipasang di bawah TPA yang bernama methane capture.

Kata Hebi, alat ini yang kemudian menangkap gas metan dari sampah-sampah itu lalu diolah di generator hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik.

"Nah, methane capture itulah yang kami minta untuk ditambah supaya lebih efektif lagi menangkap gas metan," ujarnya.

Ketiga, sampah-sampah yang baru datang atau sampah harian, diminta untuk disemprot terlebih dahulu oleh bakteri mikroorganisme untuk menyerap bau-bau yang ditimbulkan dari sampah baru tersebut.

"Jadi, ketika bau sampai di TPA langsung kita semprot bakteri mikroorganisme, sehingga baunya tidak terlalu menyengat," jelasnya.

Baca Juga: Perwali Larangan Nyampah Plastik di Surabaya Berhasil!

Lebih lanjut Hebi menyampaikan, keempat, jajaran pemkot terus memperbanyak penanaman pohon di sekeliling kawasan TPA.

Green belt atau sabuk hijau itu ditanami berbagai macam pohon, mulai dari pohon bambu dan pohon besar lainnya.

Penanamannya pun dibuat bertingkat atau bershap, sehingga pepohonan itu nantinya akan berbentuk tangga-tangga, dan sampah yang ada di TPA itu tidak akan terlihat dari jalan raya yang baru dibangun.

"Penanaman pohon itu sudah kami kebut sejak bulan lalu, dan saat ini sudah ada sekitar 3.500 lebih pepohonan yang kita tanam. Pohonnya pun bermacam-macam, sehingga nanti di kawasan TPA itu akan terlihat sangat hijau, dan bukan lagi tumpukan sampah," pungkasnya. (Ade/SL1)

Editor : Redaksi