selalu.id — Lebih dari sekadar menjalankan ibadah kurban, pelajar SD dan SMP Al Azhar Surabaya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengusung konsep Go Green dalam proses pembagian daging kurban, Sabtu (7/6/2025).
Besek bambu yang dilapisi daun pisang menjadi pilihan utama pengemasan, menggantikan plastik sekali pakai. Inisiatif ini sekaligus menjadi upaya nyata dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Diketahui, metode ramah lingkungan ini telah diterapkan Al Azhar selama empat tahun terakhir.
Suasana semarak tampak di lingkungan SD dan SMP Al Azhar Surabaya pada Sabtu siang. Para murid terlihat antusias mengikuti kegiatan kurban, mulai dari proses penyembelihan hingga pengemasan daging, didampingi oleh para guru.
Maritsa Salsabila, siswi kelas 5 SD Al Azhar, mengaku senang bisa terlibat langsung.
“Senang sekali, ini pertama kalinya aku ikut motong daging kurban di sekolah. Terus bisa bantu ngemas dan bagi-bagi dagingnya juga,” ujarnya dengan penuh semangat.
Baginya, pengalaman tersebut bukan hanya bernilai ibadah, tetapi juga menjadi pelajaran penting tentang kepedulian terhadap lingkungan.
Humas SD Al Azhar Surabaya, Niken Rooshany, menyebut bahwa penggunaan besek bambu sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Surabaya yang melarang penggunaan plastik dan kantong kresek di pusat perbelanjaan maupun kegiatan publik lainnya.
“Sudah empat tahun terakhir kami konsisten menerapkan konsep Go Green dalam kegiatan kurban. Penggunaan besek bambu dan daun pisang ini merupakan wujud nyata komitmen kami dalam mengurangi sampah plastik,” jelas Niken.
Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan siswa tidak sebatas pada pengemasan dan pembagian. Dua minggu sebelum Iduladha, para siswa telah aktif mengumpulkan infak untuk membeli hewan kurban.
“Hasilnya luar biasa. Kami berhasil mengumpulkan dan menyembelih tujuh ekor sapi dan 51 kambing. Dagingnya didistribusikan kepada ratusan warga di sekitar sekolah,” terangnya.
Kegiatan kurban ramah lingkungan di SD dan SMP Al Azhar Surabaya ini menjadi contoh inspiratif bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat berpadu dengan kesadaran ekologis sejak dini.
Editor : Ading